Tampilkan postingan dengan label Kota Palembang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kota Palembang. Tampilkan semua postingan

Resep Laksana Khas Palembang

Oleh Yulisiana Nur Dewi (21 April 2015)

laksanBahan:

500 gr ikan tenggiri, haluskan
125 gr tepung sagu, ayak
1 sdt garam
50 ml air es
Kuah:
2 sdm minyak goreng
700 ml santan dari 1/2 butir kelapa
Bumbu, haluskan :
6 buah bawang merah
5 siung bawang putih
1 sdt ketumbar
1 sdt merica
50 g udang kering
2 cm kunyit
Cara Membuat:
Campur ikan tenggiri dengan tepung sagu, garam, dan air. Uleni hingga adonan dapat dibentuk dan tidak lengket ditangan.
Bagi adonan menjadi 6 bagian. Bentuk menjadi bulat lonjong. Rebus dalam air mendidih yang sudah diberi minyak hingga adonan mengapung. Angkat, tiriskan
Kuah: Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum dan matang. Masukkan santan dan air, masak sambil diaduk hingga mendidih agar santan tidak pecah.
Potong-potong laksan, taruh dalam mangkuk saji, siram dengan kuah santan. Sajikan dengan taburan bawang goreng.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Resep celimpung Palembang

Oleh Yulisiana Nur Dewi (21 April 2015)
Bahan Celimpungan :

  • 1 adonan dasar pempek
Bahan kaldu ikan :
  • 150 gr daging ikan gabus
  • 250 ml santan cair
  • Garam secukupnya
  • 500 ml kaldu ikan
  • Bawang goreng
Bumbu :
  • 7 siung bawang merah
  • 1 cm temu kunci
  • 4 siung bawang putih
  • 5 butir kemiri sangrai
  • 1/2 sendok teh ketumbar
  • 1 cm lengkuas
  • 1/2 sendok teh lada butir
  • 1 sendok makan kelapa parut
  • 1 cm jahe
  • 1 batang serai (memarkan)
  • 1 cm kencur
  • 2 helai daun salam
  • 2 cm kunyit
  • Garam secukupnya (haluskan)
Cara Membuat Celimpungan :

Celimpung :
  1. Ambil adonan dasar bulatkan menyerupai bola
  2. Masukkan celimpungan dalam air mendidih, sampai terapung
Bumbu :
  1. Sangrai semua bumbu, kecuali serai dan daun salam
  2. Haluskan dan sisihkan
Kuah :
  1. Didihkan air atau kaldu ikan dengan santan cair
  2. Masukkan bumbu yang telah dihaluskan dan daging ikan gabus
  3. Aduk rata
  4. Masukkan santan kentalnya, serai, daun salam masak sebentar hingga berminyak, dan cicipi rasanya
  5. Masukan celimpungan sebentar
  6. Sajikan dengan taburan bawang goreng.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kue Gandus Khas Palembang

Oleh Yulisiana Nur Dewi (21 April 2015)


Resep Membuat Kue Gandus Khas Palembang Enak
Bahan Membuat Kue Gandus :
* Santan kental 700 ml
* Tepung beras 200 gram
* Garam 1/2 sdt
* Daun pandan 1 lembar
Bahan Taburan :
* Bawang goreng secukupnya
* Seledri 4 tangkai, iris halus
* Cabe merah 4 buah, iris halus
* Ebi / udang kering 100 gram, (rendam dalam air, tiriskan, kemudian haluskan)
Cara Membuat Kue Gandus :
  • Langkah pertama, rebus santan dengan garam beserta daun pandan sampai mendidih. Lalu angkat, dinginkan sejenak. Kemudian buang daun pandannya.
  • Selanjutnya, tuang santan ke dalam tepung beras perlahan sedikit demi sedikit sambil anda aduk sampai terbentuk larutan yang licin. Kemudian tuang larutan tersebut ke dalam cetakan loyang ukuran 20 x 20 yang sebelumnya telah diolesi dengan minyak goreng (tipis-tipis) Setelah itu, kukus sampai matang.
  • Terakhir, taburkan bahan taburan, lalu kukus kembali sampai taburan menempel. Kemudian angkat dan tunggu sampai dingin, setelah itu potong-potong dan kue gandus buatan siap untuk dihidangkan.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Cara membuat Burgo

Oleh Yulisiana Nur Dewi
(21 April 2015)
Bahan untuk membuat burgo :
  • 100 gram tepung beras kita ayak
  • 2 sendok makan tepung sagu
  • 150 ml air mendidih
  • 1/2 sendok teh garam
  • 1 sendok teh air kapur sirih
  • 300 ml air
Bahan kuah :
  • 2 lembar daun salam
  • 2 batang serai kita memarkan
  • 2 sendok makan minyak goreng
  • 1 liter air
  • 750 ml santan terbuat dari 1/2 butir kelapa
  • 1/2 kg ikan gabus, ambil dagingnya saja
  • 1 1/2 sendok teh garam
Bumbu yang dihaluskan :
  • 5 siung bawang putih
  • 8 butir bawang merah
  • 2 cm kunyit
  • 2 cm lengkuas
  • 2 cm jahe
  • 3 butir kemiri sangrai
  • 1/2 sendok makan ketumbar sangrai
Cara membuat burgo khas palembang :
  1. Membuat burgo terlebih dahulu : Kita seduh 1/2 bagian tepung beras dengan menggunakan air mendidih, aduk aduk rata.  Kita masukkan sisa dari tepung beras, garam, tepung sagu, air kapur sirih dan air aduk aduk rata.
  2. Kemudian panaskan minyak dalam wajan datar anti lengket, buat dadar tipis dari adonan burgo dan angkat kemudian gulung, lakukan hingga adonan habis.
  3. Membuat kuah burgo : Kita panaskan minyak kemudian tumis bumbu yang dihaluskan dengan serai dan daun salam hingga menjadi harum. Masukkan santan, ikan gabus, air, gula pasir dan garam. Masak sambil diaduk aduk hingga mendidih kemudian angkat.
  4. Kita potong potong burgo dengan panjang 2 cm. Kita tata burgo diatas piring, siram dengan kuah dan daging ikan gabus. Tambahkan bahan pelengkap seperti telur rebus dan bawang merah goreng.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Resep pindang ikan patin palembang


resep pindang ikan patin palembang
resep pindang ikan patin palembang
 

Resep Pindang Ikan Patin Khas Palembang Lezat

Bahan-bahan Pokok yang perlu disiapkan :
  • 1 lbr daun kunyit.
  • Garam secukupnya.
  • 2 sdm air dari asam jawa
  • 3 btg daun kemangi.
  • 1 btg serai digeprek
  • 4 cm lengkuas digeprek
  • 2 lbr daun salam.
  • 1 kg ikan patin
  • 750 ltr air bersih.
  • ¼ bh nanas
  • 2 btg daun bawang.
Bumbu Halusnya :
  • 1 sdm terasi (bakar).
  • cabai rawit sesuai selera.
  • 4 bh tomat cherry.
  • 5 siung bawang putih.
  • 3 siung bawang merah.
  • cabai merah sesuai selera.
Langkah Cara membuatnya:
  1. Untuk langkah utama siapkan panci atau wajan dan rebus 750 ml air lalu masukkan semua bumbu-bumbu yang dihaluskan.
  2. Dan selanjutnya setelah setengah matang masukkan pula lengkuas, lalu serai, kemudian daun salam, dan tambahkan daun kunyit serta asam jawa lalu masak hingga mendidih.
  3. Langkah selanjutnya setelah mendidih tuanglah potongan ikan patin dan potongan nanasnya, lalu rebus kembali hingga ikan menjadi matang.
  4. Oke langkah selanjutnya masukkan potongan daun bawang dan daun kemangi, dan kemudian didihkan kembali kurang lebih 5 menit.
  5. Selesai anda bisa sajikan langsung untuk di coba.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Resep Tekwan

Tekwan Palembang
Masakan Tekwan Palembang ini mirip seperti Bakso Malang. Tekwan dibuat dari ikan tengiri yang digiling halus dan dijadikan bola-bola daging kemudian disajikan dengan kuah khas Palembang. Ingin mencoba rasa dari Tekwan Palembang ini?
Berikut Resep Tekwan Khas Palembang:
Bahan bola:
300 gram ikan tengiri, haluskan dengan blender
1 sendok makan tepung sagu
1 sendok teh garam
1/4 sendok teh gula pasir
1 putih telur
Air untuk merebus
Bahan kuah:
100 gram udang kecil, dikupas, kerat punggungnya, sisakan ekornya
400 ml air kaldu udang (dari rebusan kulit udang)
10 gram jamur kuping, diseduh, potohg-potong
10 gram bunga sedap makam, diseduh, ikat
150 gram bengkuang, dipotong panjang
2 sendok teh garam
3/4 sendok teh gula pasir
25 gram soun, direndam, potong-potong
1/2 sendok teh cuka
1/2 sendok makan minyak untuk menumis
1 tangkai seledri, diiris halus untuk taburan
Bawang merah goreng untuk taburan
Bumbu (dihaluskan):
4 siung bawang putih
1/2 sendok teh merica bubuk

Cara membuat:

1. Bola: aduk rata daging ikan, garam, gula pasir, dan putih telur. Tambahkan tepung sagu, uleni rata. Sendokkan adonan. Bentuk bola-bola. Rebus dalam air mendidih hingga terapung.
2. Kuah: panaskan minyak. Tumis bumbu halus hingga, harum. Tambahkan udang. Aduk hingga berubah warna.
Tuang air kaldu udang. Masak hingga mendidih. Masukkan jamur kuping, bunga sedap malam, bengkuang, garam, dan gula pasir. Masak hingga matang. Tambahkan soun dan cuka.
3. Sajikan dengan taburan bawang merah goreng dan irisan seledri.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Tempat Wisata Di Kota Palembang

Tempat Wisata Di Kota Palembang 

Oleh : Yulisiana Nur Dewi (21 April 2015)

1. Jembatan Ampera

Jembatan Ampera
Jembatan Ampera
Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan yang sudah menjadi ikon dan lambang kota Palembang. Mulai dibangun pada tahun 1962, jembatan ini selesai dibangun dalam jangka waktu 3 tahun. Jembatan Ampera menghubungkan Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang terpisahkan oleh Sungai Musi. Sekitar 50 meter dari Jembatan Ampera, terdapat sebuah pasar yang merupakan pusat souvenir dan makanan sehingga Anda dapat dengan mudah membeli oleh-oleh dan mengisi perut.

2. Sungai Musi

Sungai Musi
Sungai Musi
Sungai Musi adalah sungai terpanjang di Sumatera dengan panjang mencapai 750 KM. Sungai Musi membelah kota Palembang menjadi 2 bagian dan dulunya merupakan sarana transportasi utama di Palembang. Di tepi Sungai Musi terdapat beberapa obyek wisata, di antaranya restoran terapung, Kampung Arab, dan Benteng Kuto Besak. Menurut saya, Sungai Musi adalah tempat yang pas untuk berwisata kuliner di kota Palembang.

3. Pulau Kemaro

Pulau Kemaro
Pulau Kemaro
Pulau Kemaro terletak di tengah Sungai Musi, sekitar 6 KM dari Jembatan Ampera. Saat ini Pulau Kemaro adalah salah satu tempat wisata di Palembang yang paling terkenal. Di Pulau Kemaro terdapat sebuah vihara yang banyak didatangi oleh umat Buddha untuk berdoa dan berziarah. Di sini juga dapat ditemukan sebuah makam yang merupakan makam dari seorang putri Palembang. Putri ini mempunyai cerita tersendiri, yaitu dia menikah dengan anak raja dari China dengan mas kawin berupa 9 guci emas, namun pada akhirnya pasangan tersebut menerjunkan diri ke sungai dan tenggelam.
Di Pulau Kemaro terdapat beberapa hal menarik, misalnya pagoda berlantai 9 yang dibangun pada tahun 2006, dan pohon cinta. Masyarakat setempat percaya bahwa bila sepasang kekasih mengukir namanya di pohon cinta ini, maka hubungan cinta mereka akan berlanjut sampai dengan pernikahan.

4. Taman Hutan Wisata Punti Kayu

Taman Hutan Wisata Punti Kayu
Taman Hutan Wisata Punti Kayu
Taman Hutan Wisata Punti Kayu adalah tempat wisata di Palembang yang berupa hutan wisata. Hutan wisata ini adalah satu-satunya di Palembang, tidak ada hutan wisata yang lain. Berlokasi sekitar 7 KM dari pusat kota Palembang, Taman Hutan Wisata Punti Kayu adalah salah satu tempat wisata keluarga yang favorit di Palembang. Mempunyai luas sektiar 50 hektar, Taman Hutan Wisata Punti Kayu mempunyai fasilitas wisata yang lengkap, disertai dengan penangkaran buaya dan kebun binatang. Selain berenang, bermain perahu, berpiknik, dan bermain di taman, Anda juga dapat melihat atraksi gajah dan menunggang kuda di sini. Taman Hutan Wisata Punti Kayu adalah hutan pinus kota yang paling besar di Indonesia. Harga tiket masuk Taman Hutan Wisata Punti Kayu adalah 5,000 Rupiah dan buka dari jam 9 pagi sampai dengan jam 4 sore.

5. Benteng Kuto Besak

Benteng Kuto Besak
Benteng Kuto Besak
Benteng Kuto Besak adalah bangunan kebanggan kota Palembang. Berdiri kokoh dengan bahan batu, Benteng Kuto Besak merupakan saksi perjuangan melawan para penjajah. Dari Benteng Kuto Besak, Anda dapat melihat banyak kapal berlayar di Sungai Musi. Benteng Kuto Besak adalah salah satu tempat wisata di Palembang yang sudah menjadi ikon unik karena keindahan yang ditawarkannya, terutama pada sore hari.

6. Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin

Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin
Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin
Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin adalah masjid yang paling besar di kota Palembang. Bangunan Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin merupakan gabungan dari arsitektur Indonesia, Eropa, dan China. Tempat ini adalah tempat yang cocok untuk wisata budaya dan wisata religi di Palembang. Di dekat Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Anda dapat menemukan 2 pasar yang menjual berbagai macam souvenir, kain tenun, kerajinan kayu, dan makanan.

7. Taman Kambang Iwak

Taman Kambang Iwak
Taman Kambang Iwak
Taman Kambang Iwak merupakan salah satu peninggalan sejarah sejak jaman penjajahan Belanda. Dulunya, Taman Kambang Iwak digunakan untuk tempat rekreasi keluarga Belanda yang tinggal di sekitar Taman Kambang Iwak. Sekarang ini, Taman Kambang Iwak adalah salah satu tempat wisata di Palembang yang sangat disukai. Banyak orang berlari pagi di taman ini, mengelilingi kolam dengan panjang lebih dari 800 meter. Selain memiliki berbagai fasilitas permainan, tempat ini juga mempunyai banyak restoran yang cocok untuk berkumpul anak muda.

8. Gelora Sriwijaya

Gelora Sriwijaya
Gelora Sriwijaya
Gelora Sriwijaya adalah sebuah stadion sepak bola yang terbesar ketiga di Indonesia dengan kapasitas 40,000 orang. Selain besar, Gelora Sriwijaya juga diakui sebagai stadion berkelas internasional. Gelora Sriwijaya adalah bangunan kebanggaan Palembang. Saat ini Gelora Sriwijaya digunakan oleh Sriwijaya FC sebagai markas dan tempat pertandingan sepak bola. Selain itu, Gelora Sriwijaya juga sering kali digunakan sebagai tempat acara tertentu karena luas dan kapasitasnya yang besar.

9. Air Terjun Lematang Indah

Air Terjun Lematang Indah
Air Terjun Lematang Indah
Terletak di kota Pagar Alam, Air Terjun Lematang Indah adalah salah satu tempat wisata di Palembang yang paling terkenal, dalam kategori wisata alam. Air Terjun Lematang Indah mempunyai ketinggian sekitar 40 meter, tidak terlalu tinggi, namun mempunyai lingkungan sekitar yang asri sehingga sangat menyejukan mata pengunjung. Perjalanan menuju Air Terjun Lematang Indah akan menyuguhkan Anda pemandangan yang indah, sehingga Anda tidak akan bosan di perjalanan. Bila Anda datang berkunjung pada musim hujan, berhati-hatilah karena tangga yang ada di Air Terjun Lematang Indah dapat menjadi sangat licin bila terkena hujan. Harga tiket masuk Air Terjun Lematang Indah adalah 4,000 Rupiah per orang.

10. Masjid Cheng Ho

Masjid Cheng Ho
Masjid Cheng Ho
Masjid Cheng Ho adalah masjid yang unik dan tiada duanya. Kenapa begitu? Jawabannya adalah karena Masjid Cheng Ho mempunyai nuansa khas budaya China. Sekarang ini, Masjid Cheng Ho tidak hanya sekedar tempat ibadah, melainkan sudah menjadi salah satu tempat wisata di Palembang yang paling favorit. Pengunjung Masjid Cheng Ho tidak hanya dari sekitar Palembang, melainkan juga dari Malaysia, Taiwan, Jakarta, Singapura, Medan, dan lain-lain.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Orang Palembang Suku Asli Palembang.

Suku Asli Palembang
Oleh Yulisiana Nur Dewi (21 April 2015) 
Apakah Anda mengenal karakteristik masyarakat Melayu Palembang? Melayu Palembang adalah sekelompok masyarakat Melayu yang hidup di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Dalam kesehariannya, masyarakat ini memakai bahasa Palembang atau disebut Basa Palembang Sari-sari.

Masyarakat Melayu Palembang terdiri atas berbagai kaum kerabat. Berikut ini kaum kerabat dari masyarakat tersebut.

  • Kaum kerabat Ogan
  • Kaum kerabat Lubai
  • Kaum kerabat Rambang
  • Kaum kerabat Cambai
  • Kaum kerabat Pegagan
  • Kaum kerabat Lembak
  • Kaum kerabat Lintang
  • Kaum kerabat Kikim
  • Kaum kerabat Gumay
  • Kaum kerabat Pasemah
  • Kaum kerabat Enim
  • Kaum kerabat Semende
  • Kaum kerabat Kisam
  • Kaum kerabat Lematang

Mengenal Masyarakat Melayu Palembang

Secara garis besar, suku Palembang terdiri atas dua kelompok yang berbeda strata sosialnya. Pertama adalah kelompok Wong Jero, yaitu keturunan bangsawan atau hartawan yang statusnya setingkat lebih bawah dari orang-orang di istana kerajaan Palembang. Kedua adalah kelompok Wong Jabo atau rakyat biasa.

Pada awalnya, banyak pendapat yang mengatakan bahwa suku Palembang merupakan hasil peleburan dari beberapa suku seperti Arab, Cina, dan Melayu. Suku-suku ini sudah berabad-abad bermigrasi ke Palembang dan hidup berdampingan dengan warga lokal sekian lama. Bahkan, selama kurun waktu tersebut, terjadi perkawinan campur antara suku asli dengan suku pendatang tersebut.

Nah, dari ketiga suku bangsa (Arab, Cina, dan Melayu) inilah lahir sebuah etnik bernama suku Palembang yang mempunyai kebudayaan dan adat-istiadat tersendiri. Tapi, sebagian masyarakat Palembang tidak sependapat dengan hal tersebut. Mereka mengatakan bahwa jauh sebelum datangnya bangsa Arab, Cina, dan Melayu, suku Palembang telah berkembang di Palembang dan merupakan pernghuni pertama wilayah tersebut. Jadi, suku Palembang adalah suku asli dari Palembang dan sebuah komunitas adat tersendiri, bukan campuran beberapa suku bangsa.

Tak dapat dipungkiri bahwa perkawinan campur antara suku Palembang dan sejumlah suku bangsa pendatang memang pernah terjadi. Namun, suku-suku bangsa pendatang tersebutlah yang justru masuk ke dalam kebudayaan serta adat istiadat suku Palembang.


Keseharian Masyarakat Melayu Palembang

Dalam kesehariannya, suku Palembang berkomunikasi dalam bahasa Palembang. Bahasa ini dikategorikan sebagai bahasa Melayu atau lebih dikenal dengan sebutan bahasa Melayu Palembang. Bahasa ini terdiri atas dua dialek, yaitu baso Palembang alus dan baso Palembang sari-sari. Bahasa ini hampir mirip dengan bahasa-bahasa Melayu lainnya seperti bahasa Melayu Riau dan bahasa Melayu Malaysia. Hal yang membedakan bahasa ini dengan bahasa Melayu lainnya adalah penggunaan dialek “o”.

Sementara itu, sebagian besar masyarakat Melayu Palembang lebih suka tinggal di rumah yang beridiri di atas permukaan air. Rumah Limas yang berupa rumah panggung dan banyak dijumpai di pinggiran Sungai Musi adalah rumah adat Palembang yang paling terkenal.
Lalu, bagaimana dengan makanan khas suku Palembang? Masyarakat Melayu di Palembang terkenal ahli membuat makanan. Pempek, lenggang, dan tekwan adalah beberapa makanan khas buatan orang Palembang. Dari semua jenis kuliner asli Palembang, pempek adalah yang paling terkenal.

Ciri khas lainnya dari masyarakat Palembang yaitu mempunyai tradisi yang sudah dilakukan selama berabad-abad sebagai pedagang. Ya, banyak masyarakat Palembang yang berdagang di atas perahu di sepanjang aliran Sungai Musi. Selain itu, banyak juga orang Palembang yang sukses menduduki sektor penting di pemerintahan, menjadi artis, bekerja di sektor swasta, dan lain sebagainya.

Bahasa Masyarakat Melayu Palembang

Saat ini, Baso Palembang Alus (Babaso) sebagai salah satu kekayaan asli budaya Palembang dan sebagai jati diri Wong Kito (Melayu-Palembang) sudah hampir punah. Oleh sebab itulah, dibutuhkan berbagai upaya untuk melestarikan dan mendokumentasikannya, salah satu caranya adalah dengan mengadakan kursus atau membuat buku kamus bahasa Palembang.

Sebenarnya, Baso Palembang Alus hampir sama dengan bahasa Jawa sehingga sebagian masyarakat beranggapan bahwa bahasa Palembang itu berasal dari bahasa Jawa. Anggapan tersebut tidaklah benar sebab bahasa Palembang berasal dari bahasa Melayu Tua yang menyatu dengan bahasa Jawa dan pengucapannya disesuaikan berdasarkan dialek atau logat orang Palembang.

Seiring perkembangannya, bahasa ini dipengaruhi juga oleh bahasa Arab, Cina, Portugis, Belanda, Inggris, Urdu, dan Persia. Sementara itu, aksara bahasa Melayu orang Palembang memakai aksara Arab (Arab Melayu) atau tulisan Arab berbahasa Melayu (Arab pagon/gundul). 

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa bahasa Palembang itu terdiri atas dua jenis. Pertama, bahasa sehari-hari yang dipakai oleh hampir semua orang di Palembang atau biasa dikenal dengan bahasa pasaran. Kedua, bahasa halus yang dipakai oleh kalangan tertentu atau disebut bahasa resmi Kesultanan.

Jenis bahasa yang kedua ini biasanya digunakan oleh dan untuk orang-orang yang dihormati ataupun mereka yang berusia lebih tua. Misalnya, anak kepada orangtua, murid kepada guru, menantu kepada mertua, dan antarpenutur yang selevel dengan tujuan saling menghormati. Penggunaan bahasa yang bersifat sopan ini sesuai dengan arti dari bebaso, yaitu 'berbahasa sopan dan halus'.

Bahasa asli Palembang dapat dikatakan sebagai bahasa daerah yang mudah dipelajari dibandingkan bahasa-bahasa daerah lainnya. Untuk bahasa pasaran yang digunakan sehari-hari, hanya gayanya yang sedikit berbeda dengan bahasa Indonesia.

Dalam bahasa Palembang, sebagian besar huruf A di akhir sebuah kata dalam bahasa Indonesia diganti dengan huruf O. Misalnya, apa menjadi apo, nama menjadi namo, dan lain sebagainya. Mudah, bukan? Itulah sebabnya para pendatang yang tinggal di Kota Palembang akan dengan mudah mempelajari dan menggunakan bahasa Palembang sehari-hari untuk berkomunikasi.


Seni dan Budaya Masyarakat Melayu Palembang

Palembang dikenal sebagai kota multibudaya sebab banyak para pendatang yang memasuki wilayah ini dan tak terlepas dari sejarah tua Palembang itu sendiri. Kesenian-kesenian yang dimiliki oleh masyarakat Melayu asli Palembang adalah sebagai berikut.
  • Kesenian Dul Muluk, yaitu sebuah pentas drama tradisional khas dari Palembang.
  • Gending Sriwijaya, yaitu tarian yang dimainkan untuk menyambut para tamu.
  • Tari Tanggai, yaitu tarian yang dimainkan dalam sebuah acara resepsi pernikahan.
  • Syarofal Anam, yaitu kesenian Islami yang diperkenalkan oleh para saudagar Arab. Kesenian Islami ini menjadi populer di Kota Palembang karena diperkenalkan oleh KH. M. Akib, S. Abdullah bin Alwi Jamalullail, dan Ki Kemas H. Umar.
  • Lagu-lagu daerah seperti Ribang Kemambang, Dek Sangke, Melati Karangan, Dirut, dan Cuk Mak Ilang.
  • Rumah Limas dan Rumah Rakit, yaitu rumah adat khas Palembang.

Selain itu, masyarakat Palembang juga memiliki kain songket yang merupakan salah satu jenis tekstil terbaik di dunia. Ya, kain songket Palembang yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya ini dikenal sebagai ratunya kain. Sampai saat ini, songket masih dibuat dengan cara ditenun manual dan memakai alat tenun tradisional.  

Selain songket, masyarakat Melayu di Palembang pun kini sedang mengembangkan jenis tekstil baru, yaitu batik Palembang. Batik asli dari Palembang ini berbeda dengan batikdari Jawa sebab terlihat lebih ceria dengan warna-warna terang dan masih tetap mempertahankan motif-motif tradisional.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Masakan Khas Palembang

10 MAKANAN KHAS PALEMBANG 

Oleh Yulisiana Nur Dewi (21 April 2015)


Selain pempek dari palembang, ternyata palembang masih menyimpan beberapa makanan khas lainnya yang tentunya seru dan enak-enak juga. Berikut 10 makanan khas dari palembang :


1. PEMPEK



Pempek, makanan khas Palembang yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu, masyarakat Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut. Ragam jenis pempek yang terdapat di Palembang antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak - otak. Sebagai pelengkap menyantap pempek, masyarakat Palembang biasa menambahkan saus kental berwarna kehitaman yang terbuat dari rebusan gula merah, cabe dan udang kering yang oleh masyarakat setempat disebut saus cuka (cuko).

2. TEKWAN



Tekwan, makanan khas Palembang dengan tampilan mirip sup ikan berbahan dasar daging ikan dan sagu yang dibentuk kecil - kecil mirip bakso ikan yang kemudian ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta soun dan jamur kuping sebagai pelengkap.

3. MODEL



Model, mirip tekwan tetapi bahan dasar daging ikan dan sagu dibentuk menyerupai pempek tahu kemudian dipotong kecil kecil dan ditambah kaldu udang sebagai kuah serta soun sebagai pelengkap. Ada 2 jenis model, yakni Model Ikan (Model Iwak) dan Model Gandum (Model Gendum).

4. Laksan



Laksan, berbahan dasar pempek lenjer tebal, dipotong melintang dan kemudian disiram kuah santan pedas.

5. Celimpungan



Celimpungan, mirip laksan, hanya saja adonan pempek dibentuk mirip tekwan yang lebih besar dan disiram kuah santan.

6. Tempoyak



Tempoyak, makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging durian yang ditumis beserta irisan cabai dan bawang, bentuknya seperti saus dan biasa disantap sebagai pelengkap makanan, rasanya unik dan gurih.

7. Kue Maksuba



Kue Maksubah, kue khas Palembang yang berbahan dasar utama telur bebek dan susu kental manis. Dalam pembuatannya telur yang dibutuhkan dapat mencapai sekitar 28 butir. Adonan kemudian diolah mirip adonan kue lapis. Rasanya enak, manis dan legit. Kue ini dipercaya sebagai salah satu sajian istana Kesultanan Palembang yang seringkali disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan. Namun saat ini kue maksubah dapat ditemukan di seluruh Palembang dan sering disajikan di hari raya.


8. MARTABAK HAR



Martabak HAR,adalah makanan Khas dari India yang dibawah oleh Haji Abdul Razak. Berbahan dasar tepung terigu, yang diberi telor bebek dan telor ayam,kuahnya berbahan kari kambing yang dicampur kentang.

9. Pindang Tulang

Pindang Tulang, berbahan dasar tulang sapi dengan sedikit daging yang masih menempel dan sumsum di dalam tulang, direbus dengan bumbu pedas, sama halnya dengan pindang patin, makanan ini nikmat disantap sebagai lauk dengan nasi putih hangat

10. Kue Srikayo



Kue Srikayo, berbahan dasar utama telur dan daun pandan, berbentuk mirip puding. Kue berwarna hijau ini biasanya disantap dengan ketan dan memiliki rasa manis dan legit.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Sejarah Kota Palembang

Kota Palembang
Oleh Yulisiana Nur Dewi (21 April 2015)

Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia berumur setidaknya 1382 tahun jika berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan Bukit. Menurut Prasasti yang berangka tahun 16 Juni 682. Pada saat itu oleh penguasa Sriwijaya didirikan Wanua di daerah yang sekarang dikenal sebagai kota Palembang. Menurut topografinya, kota ini dikelilingi oleh air, bahkan terendam oleh air. Air tersebut bersumber baik dari sungai maupun rawa, juga air hujan. Bahkan saat ini kota Palembang masih terdapat 52,24 % tanah yang yang tergenang oleh air (data Statistik 1990). Berkemungkinan karena kondisi inilah maka nenek moyang orang-orang kota ini menamakan kota ini sebagai Palembang dalam bahasa melayu Pa atau Pe sebagai kata tunjuk suatu tempat atau keadaan; sedangkan lembang atau lembeng artinya tanah yang rendah, lembah akar yang membengkak karena lama terendam air (menurut kamus melayu), sedangkan menurut bahasa melayu-Palembang, lembang atau lembeng adalah genangan air. Jadi Palembang adalah suatu tempat yang digenangi oleh air.
Kondisi alam ini bagi nenek moyang orang-orang Palembang menjadi modal mereka untuk memanfaatkannya. Air menjadi sarana transportasi yang sangat vital, ekonomis, efisien dan punya daya jangkau dan punya kecepatan yang tinggi. Selain kondisi alam, juga letak strategis kota ini yang berada dalam satu jaringan yang mampu mengendalikan lalu lintas antara tiga kesatuan wilayah:
  • Tanah tinggi Sumatera bagian Barat, yaitu : Pegunungan Bukit Barisan.
  • Daerah kaki bukit atau piedmont dan pertemuan anak-anak sungai sewaktu memasuki dataran rendah.
  • Daerah pesisir timur laut.
Ketiga kesatuan wilayah ini merupakan faktor setempat yang sangat mementukan dalam pembentukan pola kebudayaan yang bersifat peradaban. Faktor setempat yang berupa jaringan dan komoditi dengan frekuensi tinggi sudah terbentuk lebih dulu dan berhasil mendorong manusia setempat menciptakan pertumbuhan pola kebudayaan tinggi di Sumatera Selatan. Faktor setempat inilah yang membuat Palembang menjadi ibukota Sriwijaya, yang merupakan kekuatan politik dan ekonomi di zaman klasik pada wilayah Asia Tenggara. Kejayaan Sriwijaya diambil oleh Kesultanan Palembang Darusallam pada zaman madya sebagai kesultanan yang disegani dikawasan Nusantara


Sriwijaya, seperti juga bentuk-bentuk pemerintahan di Asia Tenggara lainnya pada kurun waktu itu, bentuknya dikenal sebagai Port-polity. Pengertian Port-polity secara sederhana bermula sebagai sebuah pusat redistribusi, yang secara perlahan-lahan mengambil alih sejumlah bentuk peningkatan kemajuan yang terkandung di dalam spektrum luas. Pusat pertumbuhan dari sebuah Polity adalah entreport yang menghasilkan tambahan bagi kekayaan dan kontak-kontak kebudayaan. Hasil-hasil ini diperoleh oleh para pemimpin setempat. (dalam istilah Sriwijaya sebutannya adalah datu), dengan hasil ini merupakan basis untuk penggunaan kekuatan ekonomi dan penguasaan politik di Asia Tenggara.
Ada tulisan menarik dari kronik Cina Chu-Fan-Chi yang ditulis oleh Chau Ju-Kua pada abad ke 14, menceritakan tentang Sriwijaya sebagai berikut :Negara ini terletak di Laut selatan, menguasai lalu lintas perdagangan asing di Selat. Pada zaman dahulu pelabuhannya menggunakan rantai besi untuk menahan bajak-bajak laut yang bermaksud jahat. Jika ada perahu-perahu asing datang, rantai itu diturunkan. Setelah keadaan aman kembali, rantai itu disingkirkan. Perahu-perahu yang lewat tanpa singgah dipelabuhan dikepung oleh perahu-perahu milik kerajaan dan diserang. Semua awak-awak perahu tersebut berani mati. Itulah sebabnya maka negara itu menjadi pusat pelayaran.
Tentunya banyak lagi cerita, legenda bahkan mitos tentang Sriwijaya. Pelaut-pelaut Cina asing seperti Cina, Arab dan Parsi, mencatat seluruh perisitiwa kapanpun kisah-kisah yang mereka lihat dan dengan. Jika pelaut-pelaut Arab dan Parsi, menggambarkan keadaan sungai Musi, dimana Palembang terletak, adalah bagaikan kota di Tiggris. Kota Palembang digambarkan mereka adalah kota yang sangat besar, dimana jika dimasuki kota tersebut, kokok ayam jantan tidak berhenti bersahut-sahutan (dalam arti kokok sang ayam mengikuti terbitnya matahari). Kisah-kisah perjalanan mereka penuh dengan keajaiban 1001 malam. Pelaut-pelaut Cina mencatat lebih realistis tentang kota Palembang, dimana mereka melihat bagaimana kehiduapan penduduk kota yang hidup diatas rakit-rakit tanpa dipungut pajak. Sedangkan bagi pemimpin hidup berumah ditanah kering diatas rumah yang bertiang. Mereka mengeja nama Palembang sesuai dengan lidah dan aksara mereka. Palembang disebut atau diucapkan mereka sebagai Po-lin-fong atau Ku-kang (berarti pelabuhan lama).Setelah mengalami kejayaan diabad-abad ke-7 dan 9, maka dikurun abad ke-12 Sriwijaya mengalami keruntuhan secara perlahan-lahan. Keruntuhan Sriwijaya ini, baik karena persaingan dengan kerajaan di Jawa, pertempuran dengan kerajaan Cola dari India dan terakhir kejatuhan ini tak terelakkan setelah bangkitnya bangkitnya kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam yang tadinya merupakan bagian-bagian kecil dari kerajaan Sriwijaya, berkembang menjadi kerajaan besar seperti yang ada di Aceh dan Semenanjung Malaysia.
Dari sisa Kerajaan Sriwijaya tersebut tinggalah Palembang sebagai satu kekuatan tersendiri yang dikenal sebagai kerajaan Palembang. Menurut catatan Cina raja Palembang yang bernama Ma-na-ha Pau-lin-pang mengirim dutanya menghadap kaisar Cina tahun 1374 dan 1375.Maharaja ini barangkali adalah raja Palembang terakhir, sebelum Palembang dihancurkan oleh Majapahit pada tahun 1377. Berkemungkinan Parameswara dengan para pengikutnya hijrah ke semenanjung, dimana ia singgah lebih dulu ke pulau Temasik dan mendirikan kerajaan Singapura. Pulau ini ditinggalkannya setelah dia berperang melawan orang-orang Siam. Dari Singapura dia hijrah ke Semenanjung dan mendirikan kerajaan Melaka. Setelah membina kerajaan ini dengan gaya dan cara Sriwijaya, maka Melaka menjadi kerajaan terbesar di nusantara setelah kebesaran Sriwijaya.Palembang sendiri setelah ditinggalkan Parameswara menjadi chaos. Majapahit tidak dapat menempatkan adipati di Palembang, karena ditolak oleh orang-orang Cina yang telah menguasai Palembang. Mereka menyebut Palembang sebagai Ku-Kang dan mereka terdiri dari kelompok-kelompok cina yang terusir dari Cina Selatan, yaitu dari wilayah Nan-hai, Chang-chou dan Changuan-chou.
Meskipun setiap kelompok ini mempunyai pemimpin sendiri, tetapi mereka sepakat menolak pimpinan dari majapahit dan mengangkat Liang Tau-ming sebagai pemimpinmereka.Pada masa ini Palembang dikenal sebagai wilayah yang menjadi sarang bajak laut dari orang-orang Cina tersebut. Tidak heran jika toko sejarah dan legendaris dari Cina, yaitu Laksamana Chen-ho terpaksa beberapa kali muncul di Palembang guna memberantas para bajak laut ini. Pada tahun 1407 setelah kembali dari pelayarannya dari barat, Chen-ho sendiri telah menangkap toko bajak laut dari Palembang yaitu Chen Tsui-i. Chen-ho membawa bajak laut ini kehadapan kaisar, kemudian dihukum pancung ditengah pasar ibukota. Namun beberapa toko bajak laut di lautan cina seperti Chin Lien, pada tahun 1577 telah bersembunyi di Palembang dan kemudian menjadi pedagang yang disegani di Palembang. Chiang Lien sebagai pengawas perdagangan untuk cina. sebetulnya kedudukan ini adalah suatu jabatan yang disahkan oleh kaisar dan mempunyai wewenang mengatur hukum, imbalan, penurunan ataupun kenaikan (promosi) bagi warga Cina di Palembang. Dapat dibayangkan bahwa kekuasaan orang-orang Cina di Palembang hampir 200 tahun.

Masa Kesultanan Palembang

1256977050.jpg
Menurut Tomec Pires yang menulis sekitar tahun kejatuhan Melaka, menyatakan bahwa pupusnya pengaruh Majapahit dan Cina du Palembang adalah akibat kebangkitan Islam di wilayah Palembang sendiri. Situasi dan kondisi ini menempatkan Palembang menjadi wilayah perlindungan Kerajaan Islam Demak sekitar tahun 1546, yang melibatkan Aria Penangsang dari Jipang dan Pangeran Hadiwijaya dari Pajang, dimana kematian Aria Penangsang membuat para pengikutnya melarikan diri ke Palembang.Para pengikut Aria Jipang ini membuat ketakutan baru dengan mendirikan Kerajaan Palembang. Tokoh pendiri Kerajaan Palembang adalah Ki Gede Ing Suro. Keraton pertamanya di Kuto Gawang, pada saat ini situsnya tepat berada di komplesk PT. Pusri. Dimana makam Ki Gede Ing Suro berada di belakang Pusri.Dari bentuk keraton Jawa di tepi sungai Musi, para penguasanya beradaptasi dengan lingkungan melayu di sekitarnya. Terjadilah suatu akulturasi dan asimilasi kebudayaan jawa dan melayu, yang dikenal sebagai kebudayaan Palembang. Ki Mas Hindi adalah tokoh kerajaan Palembang yang memperjelas jati diri Palemban, memutus hubungan ideologi dan kultural ddengan pusat kerajaan di Jawa (Mataram). Dia menyatakan dirinya sebagai sultan, setara dengan Sultan Agung di Mataram. Ki Mas Hindi bergelar Sultan Abdurrahma, yang kemudian dikenal sebagai Sunan Cinde Walang (1659-1706). Keraton Kuto Gawang dibakar habis oleh VOC pada tahun 1659, akibat perlawanan Palembang atas kekurang ajaran hasil wakil VOC di Palembang, Sultan Abdurrahman memindahkan keratonnya ke Beringin Janggut (sekarang sebagai pusat perdangangan).Sultan Mahmud Baaruddin I yang bergelar Jayo Wikramo (1741-1757) adalah merupakan tokoh pembangunan Kesultanan Palembang, dimana pembangunan modern dilakukannya. Antara lain Mesjid Agung Palembang, Makam Lembang (Kawah Tengkurep), Keraton Kuto Batu (sekarang berdiri Musium Badarudin dan Kantor Dinas Pariwisata Kota Palembang). Selain itu dia juga membuat kanal-kanal di wilayah kesulatan, yang berfungsi ganda, yaitu baik sebagai alur pelayaran, pertanian juga untuk pertahanan. Badaruddin Jayo Wikramo memantapkan konsep kosmologi Batanghari Sembilan sebagai satu lebensraum dari kekuasaan Palembang. Batanghari Sembilan adalah satu konsep Melayu – Jawa, yaitu adalah delapan penjuru angin yang terpencar dari pusatnya yang, merupakan penjuru kesembilan. Pusat atau penjuru kesembilan ini berada di keraton Palembang (lebih tegas lagi berada ditangan Sultan yang berkuasa).
Menurut Tomec Pires yang menulis sekitar tahun kejatuhan Melaka, menyatakan bahwa pupusnya pengaruh Majapahit dan Cina du Palembang adalah akibat kebangkitan Islam di wilayah Palembang sendiri. Situasi dan kondisi ini menempatkan Palembang menjadi wilayah perlindungan Kerajaan Islam Demak sekitar tahun 1546, yang melibatkan Aria Penangsang dari Jipang dan Pangeran Hadiwijaya dari Pajang, dimana kematian Aria Penangsang membuat para pengikutnya melarikan diri ke Palembang.Para pengikut Aria Jipang ini membuat ketakutan baru dengan mendirikan Kerajaan Palembang. Tokoh pendiri Kerajaan Palembang adalah Ki Gede Ing Suro. Keraton pertamanya di Kuto Gawang, pada saat ini situsnya tepat berada di komplesk PT. Pusri. Dimana makam Ki Gede Ing Suro berada di belakang Pusri.Dari bentuk keraton Jawa di tepi sungai Musi, para penguasanya beradaptasi dengan lingkungan melayu di sekitarnya. Terjadilah suatu akulturasi dan asimilasi kebudayaan jawa dan melayu, yang dikenal sebagai kebudayaan Palembang. Ki Mas Hindi adalah tokoh kerajaan Palembang yang memperjelas jati diri Palemban, memutus hubungan ideologi dan kultural ddengan pusat kerajaan di Jawa (Mataram). Dia menyatakan dirinya sebagai sultan, setara dengan Sultan Agung di Mataram. Ki Mas Hindi bergelar Sultan Abdurrahma, yang kemudian dikenal sebagai Sunan Cinde Walang (1659-1706). Keraton Kuto Gawang dibakar habis oleh VOC pada tahun 1659, akibat perlawanan Palembang atas kekurang ajaran hasil wakil VOC di Palembang, Sultan Abdurrahman memindahkan keratonnya ke Beringin Janggut (sekarang sebagai pusat perdangangan).Sultan Mahmud Baaruddin I yang bergelar Jayo Wikramo (1741-1757) adalah merupakan tokoh pembangunan Kesultanan Palembang, dimana pembangunan modern dilakukannya. Antara lain Mesjid Agung Palembang, Makam Lembang (Kawah Tengkurep), Keraton Kuto Batu (sekarang berdiri Musium Badarudin dan Kantor Dinas Pariwisata Kota Palembang). Selain itu dia juga membuat kanal-kanal di wilayah kesulatan, yang berfungsi ganda, yaitu baik sebagai alur pelayaran, pertanian juga untuk pertahanan. Badaruddin Jayo Wikramo memantapkan konsep kosmologi Batanghari Sembilan sebagai satu lebensraum dari kekuasaan Palembang. Batanghari Sembilan adalah satu konsep Melayu – Jawa, yaitu adalah delapan penjuru angin yang terpencar dari pusatnya yang, merupakan penjuru kesembilan. Pusat atau penjuru kesembilan ini berada di keraton Palembang (lebih tegas lagi berada ditangan Sultan yang berkuasa).
Dari seluruh pelabuhan di wilayah orang-orang Melayu, Palembang telah membuktikan dn terus secara seksama menjadi pelabuhan yang paling aman dan peraturan paling baik, seperti dinyatakan oleh orang-orang pribumi dan orang-orang Eropa. Begitu memasuki perairan sungai, perahu-perahu kecil, dengan kewaspadaan yang biasa siaga dengan tindakan-tindakan perampasan. Kemungkinan perahu perampok yang bersembunyi akan memangsa perahu-perahu dagang kecil yang memasuki sungai, jarang terjadi, karena ketatnya penjagaan oleh kekuatan Sultan dengan segala peralatannya.Selain kekayaan yang melimpah dari baiknya pelayanan pelabuhan dan perdagangan, membuat Palembang mempunyai kesempatan memperkuat pertananannya. Ini dibuktikannya oleh Sultan Muhammad Bahauddin mendirikan keraton Kuto Besak pada tahun 1780. Di dalam melawan penjajahan Belanda dan Inggris, Sultan Mahmud Baruddin II berhasil mengatasi politik diplomasi dan peperangan kedua bangsa tersebut. Sebelum jatuhnya Palembang dalam peperangan besar di tahun 1821, Sultan Mahmud Badaruddin II secara beruntun pada tahun 1819 telah dua kali mengahajar pasukan pasukan Belanda keluar dari perairan Palembang. Keperkasaan Sultan Mahmud Badaruddin II ini dinilai oleh Pemerintah Republik Indonesia adalah wajar untuk dianugrahi sebagai Pahlawan Nasional.

Masa Belanda

Palembang sebagai Ibukota Kesultanan Palembang Darussalam pada saat dibawah pemerintah kolonial Belanda dirombak secara total dari sisi penggolongan kotanya. Pada awalnya wilayah pemukiman penduduk kota Palembang, dizaman Kesultanan lebih dari sekedar pemukiman yang terorganisir. Pemukiman pada waktu itu adalah suatu lembaga persekutuan dimana patronage dan paternalis terbentuk akibat struktur masyarakat tradisional dan feodalistis. Keseluruhan sistem ini berada dalam satu lingkungan dan lokasi. Sistem ini dikenal dengan nama gugu(k). Kosakata gugu berasal dari jawa – Kawi yang berarti : barang katanya, diturut, diindahkan.Setiap guguk mempunyai sifat sektoral ataupun aspiratip. Sekedar untuk pengertian meskipun tidak sama, bentuk guguk ini dapat dilihat dengan sistem gilda pada abad pertengahan di Eropa. Contoh nama wilayah pemukiman yang dikenal sebagai Sayangan, adalah wilayah dimana paramiji dan alingan(struktur bawah dari golongan penduduk kesultanan) yang memproduksi hasil-hasil dari bahan tembaga. Sayangan artinya pengerajin tembaga (Jawa Kawi). Produksi ini dilakukan atas perintah dari bangsawan yang menjadi pimpinan (guguk) yang menjadi pelindung terhadap kedua golongan baik miji maupun alingan (orang yang di-alingi/dilindungi). Hasil produksi ini merupakan pula income bagi sultan dan kesultanan.Contoh lain dalam adalah wilayah pemukiman mengindikasikan wilayah guguk, yaitu : kepandean adalah rajin atau pandai besi, pelampitan adalah perajin lampit, demikian juga dengan kuningan adalah perajin pembuat bahan-bahan dari kuningan.Pemukiman ini dapat pula bersifat aspiratif, yaitu satu guguk yang mempunyai satu profesi atau kedudukan yang sama, seperti guguk Pengulon, pemukiman para pendahulu dan alim ulama disekitar Mesjid Agung.
Demikian pula dengan kedemangan, wilayah dimana tokoh demang tinggal, ataupun kebumen yaitu tempat tempat dimana Mangkubumi menetap. Disamping ada wilayah-wilayah dimana kelompok tertentu bermukim, seperti Kebangkan adalah pemukiman orang-orang dari Bangka, Kebalen adalah pemukiman orang-orang dari Bali.Setelah Palembang dibawah adminstrasi kolonial, maka oleh Regering Commisaris J.I Van Sevenhoven sistem perwilayahan guguk harus dipecah belah. Pemecahan ini bukan saja memecah belah kekuatan kesultanan, juga sekaligus memcah masyarakat yang tadinya tunduk kepada sistem monarki, menjadi tuduk pada administrasi kolonial. Guguk dijadikan beberapa kampung. Sebagai kepala diangkat menjadi Kepala Kampung, dan di Palembang dibagi menjadi dua wilayah, yaitu Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Untuk mengepalai wilayah tersebut diangkat menjadi Demang. Demang adalah pamongraja pribumi yang tunduk kepada controleur. Kota Palembang pada waktu itu terdiri dari 52 kampung, yaitu 36 kampung berada di seberang ilir dan 16 kampung di seberang Ulu. Kampung-kampung ini diberi nomor yaitu dari nomor 1 sampai 36 untuk seberang ilir, sedangkan seberang ulu dari 1 sampai 16 ulu.Pemberian nomor-nomor kampung ini penuh semangat pada awal pelaksanaannya, tetapi kemudian pembagian tidak berkembang malah menyusut. Pada tahun 1939 kampung tersebut menjadi 43 buah, dimana 29 kampung berada diseberang ilir dan 14 kampung berada di seberang ulu.
Dapat diperkirakan penciutan adminstratif kampung ini karena yang diperlukan bukannlah wilayahnya, tetapi cacah jiwanya yang ada kaitan dengan pajak kepalanya. Sehingga untuk itu digabungkanlah beberapa kampung yang cacah jiwanya minim, dan cukup dikepalai oleh seorang Kepala Kampung.Oleh karen Kepala Kampung hanya mengurus penduduk pribumi, maka untuk golongan orang Timur Asing, mereka mempunyai Kepala dan wijk tersendiri. Untuk golongan Cina, kepalanya diangkat dengan kedudukan seperti kepangkatan militer, yaitu Letnan, Kapten dan Mayor. Demikian pula dengan golongan Arab dan Keling (India/Pakistan) dengan kepalanya seorang Kapten. Untuk kedudukan kepala Bangsa Timur Asing, biasanya dipilih berdasarkan atas pernyataan jumlah pajak yang akan mereka pungut dan diserahkan bagi pemerintah disertai pula jaminan dana begi kedudukannya.Pemerintah Kota Palembang pada 1 April 1906 menjadi satu Stadgemeente. Satu pemerintahan kota yang otonom, dimana dewan kota yang mengatur pemerintahan. Penduduk menyebut pemerintah kota ini adalah Haminte. Ketua Dewan Kota adalah Burgemeester (Walikota), dia dipilih oleh anggota Dewan Kota. Anggota Dewan Kota dipilih oleh penduduk kota.Sebenernya pemerintah kota bukanlah dibentuk untuk tujuan utama memenuhi kepentingan pribumi, akan tetapi lebih kepada kepentingan para pengusaha Barat yang sedang menikmati liberalisasi. Karena dampak liberalisasi menjadikan kota sebagai pusat atau konsentrasi ekonomi, baik sebagai pelabuhan ekspor, industri, jasa-jasa perdagangan dan menjadi markas para pengusaha.
Di Era Zaman Jepang

Dizaman penduduk Jepang (1942-1945), secara struktural tidak ada perubahan kedudukan kepala kampung. Hanya gelarnya saja yang berubah, yaitu menjadi Ku – Co dan mereka dibawah koordinasi Gun – Co. Tugasnya dititik beratkan pada pembangunan ekonomi peperangan Jepang. Untuk merapatkan barisan dikalangan penduduk, diperkenalkan suatu sistem lingkungan Jepang, Tonari – Gumi, yaitu Rukun Tetangga yang meliputi setiap 10 rumah di suatu kampung. Tonari – gumi dipimpin oleh seorang Ku – Mi – Co (Ketua RT).
Kegiatan Pembangunan yang Menonjol
Masa Kerajaan Sriwijaya

Pusat pemerintahan dan pemukiman terletak di bagin barat kota Palembang. Bentuk pembangunan yang dilakukan berupa :
  1. Tata ruang dan saluran air serta pengurukan dan penimbunan daerah rawa (di Kelurahan Karang Anyar, kelurahan Bukit Lama dan Kecamatan Seberang Ulu I), baik bentuk istana, pemukiman warga maupun tempat ibadah.
  2. Bangunan tempat ibadaha berupa Vihara dan kelengkapannya.
  3. Pembangunan pelabuhan, serta sarana Transportasi.
  4. Pembangunan Istana serta rumah-rumah tempat tinggal penduduk, baik diatas daratan, maupun di atas sungai berupa rakit dan rumha bertiang di atas rawa.
  5. Pembangunan industri antara lain industri manik-manik di Ilir Barat.
  6. Pembangunan Taman Srisetra dibagian barat kota (Prasasti Karang Tuo).

Masa Kesultanan Palembang

Pusat pemerintahan pada awal kebangkitan, di bagian timur kota palembang (di sekitar PT. PUSRI dan Kelurahan I Ilir). Kemudian setelah hampir satu abad pindah ke bagian tengah di Kelurahan 19 Ilir, bentuk pembangunan yang dilakukan berupa :
  1. Keraton/Istana Kuto Gawang (PT Pusri I Ilir), Kuto Lamo dan Kuto Besak (Kelurahan 19 Ilir).
  2. Benteng pertahanan (pemasangan lantai di Sungai Musi untuk menghalangi kapal musuh).
  3. Mesjid (di I Ilir, Beringin Janggut dan Mesjid Agung 19 Ilir).
  4. Pelabuhan dan tempat penambatan angkutan sungai.
  5. Makam raja-raja Palembang.
  6. Penataan tata ruang kota (seperti Kepandean, Sayangan, Kebumen, Depaten).
  7. Pembangunan oleh masyarakat (klenteng, rumah limas, industri rumah tangga tenunan, ukiran, dll)

Masa Penjajahan Belanda

Berdasarkan catatan pelaksanaan pembangunan kota yang berencana baru di mulai pada awal terbentuknya pemerintahan kota di tahun 1900-an, seperti dibawah ini :
  1. 30 September 1918 Pemerintah Kota menetapkan tentang pendirian dan pembongkaran bangunan, yaitu Verordening op het bouwen en sloopen in de Gemeente Palembang.
  2. 1935 diterbitkan Bouwverordening der Gemeente Palembang berupa Standsplan (Rencana Tehnik Ruang Kota), yang kemudian dengan diterbitkannya peta rencana, peta situasi atau peta penggunaan tanah (detail plan).

1906 – 1935

1256977178.jpg
Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan kota Palembang antara 1906-1935 adalah sebagai berikut :
  • Pembelian lapangan-lapangan untuk menimbun bahan bangunan.
  • Pembuatan Jembatan Sungai Ogan.
  • Perbaikan Jalan Seberang Ulu dari Ogan ke Plaju melalui 10 Ulu (Jl. KH. Azhari).
  • Pembuatan medan lalu lintas dekat 10 Ulu dan Tengkuruk.
  • Menyediakan lapangan-lapangan untuk lanjutan jalan kereta api Sum-Sel dari Kertapati ke Seberang.
  • Menyediakan Lapangan pelabuhan di Seberang Ulu.
  • Pendalaman alur sungai Musi.
  • Perbaikan jalan dengan pembuatan jalan – jalan tembus dan pelebaran jalan antara Pelabuhan Tengkuruk – talang Jawa; Jl. Gevangenis (Jl. Lembaga Pemasyarakatan) – Boom Baru.
  • Perbaikan tempat-tempat berlabuh untuk kapal-kapal sungai di 19 Ilir ( Pelabuhan/ponton).
  • Penyediaan tempat transit yang mendesak dari Kertapati (titik ujung jalan kereta api Sum-Sel) yang dapat dicapai oleh kapal-kapal laut, yang mengambil batubara dari tambang bukit asam.
  1. Realisasi stands plan (Master Plan Kota) Kota Palembang. Ini adalah penetapan lokasi-lokasi :
  1. Industrial estate di daerah Sungai Gerong dan Plaju.
  2. Real Estate di Talang Semut.
  3. Sistem Ring and Radial bangunan jalan kota (yang saat itu baru sampai di Talang Grunik sebagai lingkar II) Jl. Kapten Arivai dan Jl. Veteran sekarang).

1935 – 1950

Jepang1256976894.jpg

  1. Perubahan bayas kota dengan memasukkan pelabuhan udara Talang Betutu ke dalam Administrasi Kotapraja.
  2. Pembangunan jalan By Pass dengan nama jalan Miaji (Jl. Jend. Sudirman).
  3. Pembangunan landasan pesawat udara :
  • Pembangunan Pelabuhan Udara di Betung.
  • Lapangan terbang di Talang Balai.
  • Perbaikan pelabuhan laut di kota Palembang.
  • Pembangunan lapangan Pesawat Udara di Sungai Buah.
  • Perluasan lapangan udara talang Betutu (SMB II).
  • Pembukaan jalan yang dimulai dari Simpang Mesjid (Simp. Jl. TP. Rustam Effendi) sampai ke simpang Charitas (Jl. Jend. Sudirman).
  • Perbaikan dan pelebaran serta pelurusan Jl. Ke Talang Betutu (Jl. Kol. H. Burlian).

1950 – 19601256976961.jpg

  1. Pembangunan Pasar :
  • Lingkis (Cinde)
  • Kertapati
  • Lemabang
  • Buah (Jl. Kol. Atmo/Tp. Rustam Effendi)
  • Kuto.
Perumahan Rakyat :
  • Sungai Buah dan Talang Betutu
Air Bersih : Perluasan Penyaringan
  • Pemasangan pipa induk, dari penyaringan ke Jl. Jend. Sudirman
  • Pipa Suro, Tangga Buntung – Ladang Plaju – Rimab Seru
    Pemasangan pipa 270 Km
  • Peningkatan produksi menjadi 23.000 m3/hari
  • Pembangunan jalan lingkar I, Jl. Jend. Sudirman ke Simpang Cinde Welan
  • Panjang jalan dalam kota 225 Km
  • Penimbunan Musi Boulevart
  • Perumahan Proyek Khusus Kebangkan (PCK)
  • Pembebasan tanah peruntukan :
  1. Daerah Indusri PT. Pusri
  2. Universitas Sriwijaya
  3. Traffic Garden di Bukit Besar
  • Pembangunan Balai Pertemuan di Jl. Sekanak.
  • Pembangunan Stasion Kamboja.

  • Pembuatan Kanal (terusan) Sungai Bendung.
  • Pembangunan Penyebrangan Tangga Buntung – Kertapati.
  • Pembukaan jalan Tangga Buntung ke Gandus.

1960 – 19701256977324.jpg

    1. Pembangunan Jembatan Musi (Jembatan Ampera) April 1962 – Mei 1965
    2. Perbaikan Kampung
    3. Pembangunan sekolah dasar
    4. Pembangunan Perumahan Pegawai di Jalan Duku (Sumur Batu), Jl. Makrayu dan PCK
    5. Pemugaran Makam Raja-raja Palembang, Rumah Bari

    1. Peningkatan Kebersihan

    1. Terminal Bawah Jembatan Ampera

    1. Pertokoan Tengkuruk By Pass (Permai)

    1. Pasar 10 Ulu

    1. Pemekaran kampung 20 Ilir jadi 4, 26 ilir jadi 2, Sungai Batang dibagi dengan Sungai Selincah

1970 – 19801256977383.jpg
Sasaran pembangunan : Jalan, Air Bersih, Listrik dan Kebersihan. Pembangunan Proyek Non Bujeter :

  1. Sumbangan Pertamina
    Upgrading Jalan dalam Kota :
  • 1969/1970 Jalan Utama Veteran, Harapan, Jl. Jend. Sudirman dan Jl. Jend. A.Yani (aspal beton).
  • 1970-1971 Jalan-jalan dalam kota di lebarkan menjadi lebar rata-rata 8 m.
  • 1973-1974 Upgrading jalan dalam kota.
  • 1975-1976 Jalan-jalan di sekitar Pasar 16 ilir.
    1. Sumbangan dari PT. PUSRI
      3 buah jembatan penyebrangan pejalan kaki di jalan Jend. Sudirman.

    1. Makmur Store
      Menyumbang 1 buah jembatan penyebrangan jalan di Jl. Jend. Sudirman

    1. 1975 – 1978 perusahaan-perusahaan industri menyumbang 16 buah Shelter Bus.

    1. Pembangunan petak-petak pasar secara swadaya masyarakat, peremajaan dan modernisasi pasar atau pusat perbelanjaan.

    1. 1974 pembangunan gedung pusat pemerintahan Kotamadya. Penetapan hari jadi kota Palembang.

  1. Sasaran pembangunan diarahkan pada pembangunan sistem drainage (Pengeringan Kota)
Pembangunan Sistem Makro dan Sistem Mikro
Sistem Makro : meliputi Saluran induk dengan memanfaatkan sungai-sungai dan kolam-kolam (Retention Basin).
Sistem Mikro : Meliputi saluran-saluran pengumpul dari daerah-daerah aliran ke saluran-saluran utama dan kesaluran induk.
Tahap Pelaksanaan :

  1. Program mendesak
  • Pembersihan sungai Bendung dan Sungai rendang.
  • Pembuatan/peningkatan saluran-saluran primer, siring-siring dan koker-koker.
  1. Program jangka pendek
  • Normalisasi Sungai Sekanak, sungai bendung
  • Peningkatan/pembuatan saluran primer dan saluran sekunder antara kedua sungai tersebut.
  1. Program Jangka Menengah
  • Perancangan detail dan pelaksanaan di wilayah lingkaran II
  • Normalisasi sungai-sungai, peningkatan /pembuatan saluran-saluran primer and sekunder.
  1. Jangka Panjang
  • Lanjutan Studi dan perancangan sistem drainage secara keselurahan.
  • Perbaikan dan normalisasi sungai rendang.
  • Survey design sungai-sungai di daerah Seberang Ilir.
  • Rehabilitasi anak sungai Bayas.
  • Program Perbaikan Kampung (Kampong Improvment Program).
1979 – 1980
Untuk Kampung 9,10,11,13,14 ilir dan 1 ulu, dengan luas areal 40 ha untuk penduduk 30.210 jiwa. 1981 – 1982
Untuk Kampung 1,2 ulu, 13,14, 19, 22, 26, 26, 27 dan 28 ilir, dengan luas areal 80 ha untuk penduduk 41.654 jiwa.
1982 – 1983
Untuk Kampung 8,9,10,11,24,26,29,30dan 32 ilir, dengan luas areal 125 ha untuk penduduk 75.358 jiwa.
1983 – 1984
Diusulkan untuk Kampung 35 ilir, 3, 4, 5, 7 ulu, kertapati dan ogan baru dengan luas areal 75 ha untuk penduduk 99.126 jiwa.
Dalam realisasinya perbaikan kampung dilakukan pada kelurahan 29, 30, 32, 35 ilir, 3/4, 5,7 dan 8 ulu.
1984 – 1985
Untuk Kelurahan 3/4, 5,7,11,12 ulu, kertapati dan Ogan Baru.
1986 – 1987
Untuk kelurahan karang anyar, 36, 35, 32 ilir, 8, 11, 12, 13, 14 ulu, dan Tangga Takat.
1987 – 1988
Untuk kelurahan 2, 3, 5 ilir, dan 13, 14 ulu. Bentuk pembangunan KIP ini antara lain :

Jalan Lingkungan (aspal), Konstruksi Ris Beton, Konstruksi jembatan beton, kran air minum, MCK, Bak sampah, Gerobak Sampah, Buis Beton, SD Bertingkat,Puskesmas.1981
Pembangunan kembali daerah yang terbakar dikampung 22, 23, 24 dan 26 ilir denagn areal site seluas 236.078 M2 dengan bangunan rumah flat 4 lantai, pelbagai tipe sebanyak 3.584 Unit lengkap dengan prasarana dan fasilitas lingkungan dan 214 kapling tanah siap bangun.

Pembebasan Tanah
Untuk rencana pemindahan terminal bawah jembatan Ampera Seberang Ilir ke wilayah seberang ulu baik untuk terminal Penumpang maupun unutk barang ± 8 Ha.
  • Pembangunan taman-taman kota.
  • Pembangunan jalan dengan sistem Ring dan Radial sesuai Peta 1930.
  • Peningkatan Kebersihan dengan Pemantapan Program PALEMBANG KOTA BARI.
  • Panjang Jalan dalam kota = 282.290 Km, terdiri dari :
    Jalan Arteri = 61.220 Km
    Jalan Arteri Sekunder = 58.752 Km
    Jalan Kolektor dan lokal = 162.418 Km
Penambahan dan Pembukaan Ring dan Radial
  1. Jalan Radial soak Bato ke Jalan kapten Arivai.
  2. Jalan Lingkungan II dari Jl. Letkol Iskandar tembus ke Jalan segaran.
  3. Jalan Radial dari Lingkaran I tembus ke Jalan Veteran.
  4. Jalan Lingkaran Luar dari Gandus Ke Macan Lindungan, Jl. Demang lebar daun.
Jumlah jembatan yang ada di kota Palembang sebanyak 116 buah, terdiri dari :
  1. Jembatan beton 80 buah
  2. Jembatan Besi 7 buah
  3. Jembatan kayu 29 buah
Pembangunan permukiman Kenten Sako, Polygon dan rumah susun.

Drainage

  • Sejak 1980 – 1987 dibangun saluran sepanjang 333.671 Km, tersebar dari jalan Kapten A. Rivai ke arah Sungai Musi dan Daerah Seberang Ulu.
  • 1987 – 1988 dibangun proyek pengeringan kota sepanjang 7.740 Km untuk lokasi di Kecamatan Ilir Barat I dan Ilir Timur I.
  • 1988 Sumatera Selatan ditetapkan sebagai Daerah Tujuan Wisata ke – 17. Kota Palembang sebagai ibukota Propinsi menjadi Daerah Utama yang dijadikan sasaran pembangunan kepariwisataan. Obyek wisata yang ditonjolkan adalah wisata air dan budaya.
1990 – 1999
  • Pembangunan RSUD dan Jalan Menuju Ke RSUD
  • Jalan Keramasan – Musi II – Macan Lindungan
  • Jembatan Musi II
  • Jalan Mas krebet
  • Jalan Kebun Bunga
  • Jalan Tembus Jalan Sudirman ke Sako
  • Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya

  • Reklamasi Seberang Ulu I
  • Jalan Menuju tanjung Api-api
  • Jalan tembus Jalan Jend. A. Yani ke Dusun Rambuatan
  • Jalan Lingkar Selatan
  • Jalan Gandus ke Jalan raya Palembang – Betung
  • Jalan Musi II ke Pembuangan sampah Kelurahan Keramasan
  • Jalan Tembus Jalan Macan Lindungan ke Jalan haji Burlian
  • Pembangunan Pemakaman Kebun Bunga (Silk Air)
  • Pembangunan Retaining Wall depan Benteng Kuto Besak
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Free Website TemplatesFreethemes4all.comFree CSS TemplatesFree Joomla TemplatesFree Blogger TemplatesFree Wordpress ThemesFree Wordpress Themes TemplatesFree CSS Templates dreamweaverSEO Design